Kontak

Banner 468 x 60px

 

Thursday, October 25, 2012

IMPLEMENTASI SIMAK-KERJAKAN

0 comments
TUGAS BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu :
Endang Sri Mujiwati., M. Pd.




Disusun oleh :


DEVI RATIH OKTAVIA   ( 09.1.01.10.0030 )
 
 




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2012

IMPLEMENTASI SIMAK – KERJAKAN
            Pada dasarnya perintah simak-kerjakan dapat dilakukan dengan cara membacakan soal yang akan dijawab siswa ( garis besarnya) terlebih dahulu baru kemudian menceritakan sebuah dongeng  sehingga siswa tahu apa yang menjadi poin penting dalam menyimak dongeng dan mengerjakan soal.
Implementasi pada siswa kelas 2 Semester 2 dengan Tema budi Pekerti
A.    STANDAR KOMPETENSI
 3. Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan
B.   KOMPETENSI DASAR
        3.1. Menyampaikan pesan pendek yang didengarkannya kepada orang lain
Contoh :
CAPO YANG SOMBONG
          Capo anak capung yang sombong. Dia sangat manja dan suka membantah ibunya. Di sore yang cerah itu, Capo asyik menari-nari di angkasa.
“Capo, jangan main jauh-jauh!” nasihat Ibu. Capo tak mau mendengar Ibu. Ia malah terbang meninggalkan Ibu dan kedua adiknya.
“Capo jangan main jauh-jauh, Nak! Ingat adik-adikmu. Kau lupa mengajak mereka bermain!” Ujar Ibu kesal. “Daah Ibu! Hari ini aku ingin bermain sendiri! Capo melesat meninggalkan Ibu.
Saat terbang semakin jauh, ia bertemu dengan seorang anak manusia. Capo sempat terperanjat melihat manusia yang begitu besar. “Ah, buatapa aku takut! Toh dia tak punya sayap dan bisa terbang!” Sifat sombongnya mulai muncul.
Saat langit menjadi gelap, Capo mulai cemas. Tiba-tiba Ngi Ngi si angin bertiup kencang. Oh! Capo terpelanting. Tapi yang terjadi, Ngi Ngi meniup tubuh Capo semakin jauh. Ngi Ngi angin terus bergerak mendekat. Ia meniup Capo lebih kencang. Oh! Rupanya Ibu menyaksikan peristiwa itu. “Capo, bertahanlah, Nak!”
Sayang, Ibu tak bisa menjangkau Capo. Capo mulai panik. Apalagi guntur datang menggelegar. Ditambah ki.latan petir membuat Capo takut. Ia segera mencari tempat berlindung. “Brrr, dingin sekali…” Capo menggigil. Tiba-tiba Capo teringat pada Ibu dan kedua adiknya. Capo ingin menangis. Namun tak disangka, Lulu Si Ular menyelinap dari rimbun dedaunan. “Hmm. Tahu juga kalau aku lapar…” Seketika Ngi Ngi Si angin menghentikan langkahnya.
Hap! Lulu segera menyerang Capo. “Aaaa!” Capo keget bukan kepalang. Untunglah, Ngi Ngi cepat meniup tubuh Capo. Ctak! Serangan Lulu melesat. “Aduh!” Lulu ular meringis. Ke[alanya terbentur pohon. “Huh! Salah perhitungan!” Lulu menggerutu. “Takkan kau lihat, Capo? Si Lulu ada di pohon itu,” Ngi Ngi memberitahu. “Oh, Ngi Ngi. Terimakasih atas bantuanmu.” Aku tak tahu apa yang terjadi jika kau tak segera meniupku,” Capo sedikit lega.
“Aku menyesal tak mau mendengar nasihat Ibu.”
“Pulanglah Capo. Ibumu pasti cemas menunggumu.”
“Yah, aku sungguh tak mengenal tempat ini,” Capo mulai khawatir.
“Bagaimana aku bisa pulang?” Capo tampak lesu.
“Aha! Tak perlu khawatir.”
“Aku akan meniupmu sampai ke rumah!”
“Waaa, terimakasih, Ngi Ngi!” seru Capo gembira.
Akhirnya, Capo pulang dengan selamat.
“Sekali lagi,terimakasih, Ngi Ngi. Aku tak tahu bagaimana membalas jasamu.” “Ah, sudahlah! Itu sudah menjadi tugasku.”
“sampai jumpa Capo. Sampaikan salamku untuk Ibumu!.”

Jawablah pertanyaan di bawah ini !
1.     Siapa yang tidak mau mendengar nasihat Ibunya?
2.    Bagaimana sifat Capo?
3.    Siapa yang menolong Capo dari gigitan ular?

0 comments:

Post a Comment