Dalam raga ada hati
Dan dalam hati ada
ruang yang tak bernama
Di tanganmu tergenggam
kunci pintunya
Ruang itu mungil
Isinya lebih halus dari
kain sutera
Berkata-kata dengan
bahasa
Yang hanya bisa
dipahami hati nurani
Begitu lemahnya ia
berbisik
Sampai kadang-kadang
tak terusik
Hanya kehadirannya yang
terus terasa
Dan bila ada apa-apa
dengannya
Duniamu runtuh bagai
pelangi
Meluruh usai gerimis
Hidup ini mengikis
Apa saja yang memilih
diam
Memaksa kita untuk
mengikuti arus agungnya
Yang jujur tetapi penuh
rahasia
Akan tetapi hidup ini
cair
Semesta ini bergerak Realitas
berubah
Seluruh simpul dari
kesadaran kita
Berkembang mekar
Di hamparan gurun yang
seragam
Takkan lagi menjadi
butiran pasir
Sekalipun di tengah
impitan sesama
Tak ada yang tahu jika hilang
melayang
Untuk apalagi menjadi
kaktus
Sekalipun hijau
warnanya
tersebar dimana-mana
Tak ada yang rindu jika
mati layu
Maka jadilah salju
abadi
Embun pagi takkan
kalahkan dinginmu
Angin malam akan
menggigil melewatimu
Oase akan jengah dan
kaktus terperangah
Semua butir pasir akan
tahu jika kau pergi
Atau sekedar bergerak
dua inci
Dan setiap senti gurun
akan terinspirasi
Karena kau berani beku
dalam api
Kau berani putih meski
sendiri
Karena kau berbeda
Cinta butuh dipelihara
Bahwa di dalam sepak terjangnya
Terdapat serba serbi
kehidupan
Cinta ternyata masih
butuh mekanisme
Agar mampu bertahan
cinta bukan bangunan
tinggi
Atau seperti ranjau
Yang tahu-tahu
meledakkanmu
Entah kenapa dan kapan
Cinta yang sudah
dipilih
Sebaiknya diikutkan
disetiap langkah-langkah kaki
Merekatkan jemari
Berjalan bergandengan
Karena cinta mengalami
Seindah apapun huruf
terukir
Dapatkah ia bermakna? Apabila
tak ada jeda
Dapatkah ia dimengerti?
Jika tak ada spasi
Bukankah kita baru bisa
bergerak Jika ada jarak
Dan saling menyayang
bila ada ruang
Kasih sayang akan
membawa dua orang berdekatan
Bila engkau ingin satu maka
jangan ambil dua
Karena satu
menggenapkan dan dua melenyapkan
Terkadang cinta membuat
rasa sakit
Tapi kesejatian cinta
takkan berakhir
Manakala pengorbanan cinta
adalah pemeran utamanya
Cinta takkan pernah
salah cinta tak mengenal batas
Untuk cinta yang
bertepuk sebelah tangan sekalipun
Kalau saja hidup tidak
berevolusi
Kalau saja sebuah momen
dapat selamanya menjadi fosil
Tanpa terganggu
Kalau saja kekuatan
kosmik
Mampu stagnan di satu
titik
Maka tanpa ragu
Kamu akan memilih satu
detik bersamanya
Untuk diabadikan
Cukup satu
Langit begitu hitam
Sampai batasnya dengan
bumi hilang
Bintang dan lampu kota
bersatu
Seolah berada dalam
satu bidang
Indah kan?
Keheningan mengapungkan
kenangan
Mengembalikan cinta
yang hilang
Menerbangkan amarah
Mengulang manis
keberhasilan
Dan indah kegagalan
Hening menjadi cerminan
Membuat kita berkata
Suka atau tidak akan
hasilnya
Cuaca demi cuaca
melalui kami
Dan kebenaan akan
semakin terpojokkan
Sampai akhirnya nanti
Badai meletus dan
menyisakan kejujuran yang bersinar
Entah menghangatkan
atau menghanguskan